Tanduk Satwa Liar Afrika - Bukan Sekedar Senjata
Tak hanya menjadi senjata pertahanan hewan dari pemangsa maupun lawan mereka, ternyata sejumlah hewan memanfaatkan tanduk mereka untuk hal-hal lainnya.
Tanduk menjadi senjata utama yang digunakan oleh sejumlah hewan, dan menjadi alat pertahanan untuk melawan rival mereka, ujar Don Moore, direktur kebun binatan Oregon di Portland.
Tanduk juga menjadi alat untuk mengkomunikasikan kekuatan yang dimiliki oleh seekor hewan. Memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi jantan pendatang baru untuk menjauhi mereka dari perkelahian yang berisiko luka.
Bentuk yang Berbahaya
Tanduk yang dimiliki para penjantan menarik perhatian betina yang tengah mencari pasangan terkuat. Pada sejumlah spesies lain, betina juga memiliki tanduk, jelas Patrick Bergin dari African Wildlife Foundation.
Spesies dengan betina yang memiliki tanduk biasanya berukuran besar dan hidup di area terbuka. Hal itu mempersulit mereka untuk melakukan kamuflase. Kebanyakan dari mereka berkelahi dengan sejenisnya dari wilayah lain.
Di Afrika, terdapat varietas hewan dengan jenis tanduk yang berbeda-beda. Dari hewan yang memilki tanduk hanya sepanjang tiga inci hingga hewan yang memiliki tanduk sepanjang empat kaki, seperti milik giang enland.
Tidak selalu jelas kegunaan dari tanduk bagi hewan-hewan Afrika di habitat mereka. Namun sejumlah peneliti menemukan beberapa informasi terkait kegunaan tanduk tersebut.
Hewan Nyala menggunakan tanduk untuk menyikat tubuh sampingnya dan membantu hewan pemalu itu untuk bersembunyi.
Red Forest Buffalo memiliki tanduk yang lebih kecil sehingga mereka melalui hutan dengan mudah. Berbeda dengan banteng Cape yang hidup di area berumput. Tandung mereka menjadi perlindungan terkuat untuk melawan singa.
Selain itu, tanduk juga mampu memberikan informasi. Salah satunya adalah tanduk yang dimiliki walia ibex Afrika dan Alpine ibex Eropa yang tanduknya mampu memberikan informasi terkait usia mereka.
Tim Bersih-bersih
Tanduk yang dimiliki hewan-hewan tersebut bersifat permanen, tergabung dengan tulang, dan dilapisi dengan keratin, sama seperti material yang dimiliki oleh kuku manusia.
Terkecuali untuk tanduk badak. Menurut penelitian terbaru, tanduk mereka terdiri dari keratin yang mengandung kalsium dan melanin sebagai ganti dari tulang. Tanduk tersebut terbentuk dari perilaku hewan saat mengusap-usapnya, melunak karena panas matahari, di tanah.
Tanduk badak mampu tumbuh kembali sebanyak mereka kehilangan tanduknya. Hal tersebut tidak berlaku bagi hewan-hewan bertanduk lainnya.
Ketika hewan bertanduk mati, tanduk mereka tidak terbuang begitu saja. Terdapat serangga spesialis asli Afrika yang akan akan meletak larva mereka disana.
Serangga tersebut akan memutari tanduk tersebut dan memakan lapisan dari keratin yang terkandung dalam tanduk yang ditinggal mati pemiliknya tersebut.
Sumber
Sumber
No comments:
Post a Comment